Cerita Fita

Februari 2018 waktu itu, ada sepucuk surat dari Kantor Pajak Sleman Yogyakarta, isinya tentang permintaan data dan klarifikasi terkait transaksi di salah satu unit tempatku bekerja. Setelah data sudah siap aku janjian dengan salah satu AR disana, dan disepakati tanggal dan jam untuk bertemu.  Ini pertama kalinya aku melakukan Dinas Luar Kota selama bekerja. Aku berangkat bersama Manajer Divisiku. Perjalanan kami tidak hanya untuk tujuan Yogyakarta, namun juga ke Purwokerto. Tiket pesawat ke Yogya dan tiket kereta ke Purwokerto sudah siap. Menjelang hari keberangkatan, dia, laki-laki yang baru aku kenal sebulan yang lalu menanyakan tentang rencana DLK ku kali ini. Sebelumnya aku sudah cerita, dan tanya-tanya tentang Yogya, karena sebelumnya aku belum pernah ke Yogya.  Dia tidak berjanji untuk datang ke Yogya menemui, karena harus melihat situasi dan kondisi di tempat kerjanya. Kebetulan waktu itu dia ditempatkan di proyek Cirebon.  Setelah aku sampai disana, aku langsung menyelesaikan m

Beberapa hari yang lalu, si Kecil yang sudah berusia 9,5 m.o, tiba-tiba demam. Aku sadarnya waktu bangun tengah malam, langsung aku termometer, dan menunjukkan di suhu 37,7   ° C. Semalaman tidur jadi gak nyenyak, sebentar bangun. Paginya, aku beri Sanmol Paracetamol drops dengan dosis sesuai anjuran 0,6 ml. Hingga sore dan malam hari, demamnya gak kunjung turun. Mulailah, aku panik karena sehabis maghrin di thermometer lagi suhunya mencapai 39,2 ° C. Astaghfirullah…. Tinggi sekali suhunya. Malam itu memutuskan ke dokter anak pun sudah mepet, karena biasanya dokter anak menerapkan aturan daftar terlebih dahulu, untuk menghindari antrian yang lama, terutama di masa pandemic seperti saat ini. Aku memang sengaja mencari dokter anak yang tidak praktek di RS, karena agak parno disaat pandemic seperti ini bawa bayi ke RS. Aku cari dokter yang buka praktek dirumahnya. Ke Puskesmas atau Bidan pun sudah pernah, hasilnya obat yang diberikan ndak bisa masuk ke anakku, mungkin karena